Rabu, 21 April 2010

Revisi SNI Pupuk

Berdasarkan Badan Standar Nasional (BSN) tahun 2006, mengeluarkan perubahan beberapa standar pupuk yang beredar di Indonesia. Beberapa Revisi Standar Nasional Indonesia Pupuk sebagai berikut: 
SNI Pupuk Dolomit download SNI02-2804-2005SNI Amonium Sulfat  download SNI2002-1760-2005 , SNI Amonium Klorida download SNI2002-2581-2005, SNI Diamonium Phospat download SNI2002-2858-2005, SNI Urea Amonium Phospat download SNI2002-2811-2005, SNI Kalium Klorida download SNI2002-2805-2005, SNI Kalium Sulfat download SNI2002-2809-2005, SNI Mono Amonium Phospat download SNI2002-2810-2005, SNI SP-36 download SNI2002-3769-2005, SNI TSP download SNI2002-0086-2005, SNI TSP plus Zn download SNI2002-2800-2005, SNI Phospat Alam untuk Pertanian download SNI2002-3776-2005
Blog Advertising

Selasa, 20 April 2010

Rekomendasi Pemupukan Padi di Gorontalo

Luas panen tanaman padi di Provinsi Gorontalo pada tahun 2005 adalah 37.831 ha dengan produktivitas 4,430 ton/ha. Pada umumnya terjadi penambahan luas panen per tahunnya, dimana pada tahun 2001 luas panen 35.639 ha menjadi 37.831 ha pada tahun 2005.Penurunan produktivitas atau rendahnya peningkatan produksi padi sawah disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: 1) rendahnya produktivitas tanah dan efisiensi pemupukan; 2) belum tersedianya rekomendasi pemupukan spesifik lokasi yang didasarkan pada kemampuan tanah menyediakan hara dan kebutuhan tanaman; serta 3) tingginya kehilangan hasil akibat penanganan pasca panen yang tidak efisien. Rekomendasi pemupukan adalah suatu rancangan yang meliputi jenis dan takaran pupuk serta cara dan waktu pemupukan untuk tanaman pada areal tertentu. Dampak yang diharapkan dari suatu rekomendasi pemupukan adalah tepat jenis, tepat takaran, tepat cara dan tepat waktu. Untuk itu diperlukan metode uji tanah, analisis tanaman atau metode pemupukan (BPTP Gorontalo, 2008).

Selengkapnya download disini

Pupuk Organo-Kimia pada Kelapa Sawit

Ketersediaan bibit kelapa sawit berkualitas dengan kuantitas yang terus meningkat memerlukan dukungan program pemupukan yang konsisten untuk mencapai tingkat produksi yang ekonomis. Pembuatan pupuk
organo-kimia dengan penambahan batuan fosfat dan N ditujukan untuk meningkatkan nilai ekonomi limbah pertanian dan perkebunan. Prototipe pupuk organo-kimia ini mengandung 10% C-organik, 11% N, 8% P,
1% K dan 4% asam humik. Pemberian 100 g pupuk organo-kimia yang ditambah 10 g KCl per bibit menghasilkan berat kering daun, batang, dan akar yang lebih baik dan berbeda nyata apabila dibandingkan dengan penggunaan pupuk konvensional dosis standar. Berdasarkan hasil tersebut, prototipe pupuk organo-kimia  ini dapat digunakan sebagai substitusi pupuk konvensional untuk pemupukan bibit kelapa sawit.
(Santi dan Goenadi, 2008) Selengkapnya download disini
Your Ad Here